KAMPUNG CIHUNI

Kecintaanku pada alam pedesaan adalah berawal ketika aku kecil selalu diajak olah orang tua ku kekampung halamannya didaerah priangan subang, jawa barat. Kebetulan keduanya masih satu kabupaten, hanya beda kecamatan saja. Hingga saat ini pun aku masih selalu mengunjungi kampung Cihuni, sebuah kampung kecil di kecamatan cipeundeuy subang jawa barat. Jarak waktu tempuh dari Jakarta kurang lebih 3 jam perjalanan. Kampung Cihuni ini adalah kampung kelahiran Ayah ku. Suasana sebuah kampung akan terasa bila kita pergi ke persawahan yang terletak kurang lebih 800m dari tempat rumah enin (nenek). Tidak hanya persawahan saja, tapi ada juga masyarakat sekitar yang membuat empang kolam ikan untuk konsumsi ataupun untuk investasi, dan juga kebun-kebun rambutan, kebun pisang, hutan bambu, hutan kayu jeunjing, pokoknya aku sangat suka alam pedesaan ini..

Hal yang sangat kusukai adalah pergi kesawah dengan menyusuri pematangnya. Walaupun pada siang hari udara cukup panas, aku tak segan berlari-lari, terkadang aku istirahat sejenak di saung yang terletak dipinggir dan tengah sawah. Aku sangat suka berada di saung, kadang semilir angin ketika sedang berada di dalam saung sawah membuatku tertidur, walaupun bangunannya tidak permanen, tapi aku sangat suka, terutama pada waktu sore hari... wowww semilir angin pedesaan yang membangkitkan semangat dan rasa bersyukur bahwa betapa indahnya karunia Tuhan pencipta alam semesta ini, betapa indahnya hamparan hijau pepohonan, sawah yang membentang luas.. Aku juga semakin sadar betapa perlunya tanaman tumbuhan bagi kelangsungan hidup manusia.

Kegiatan memancing pun selalu aku lakukan ketika aku pergi berlibur, sambil menunggu ikan memakan umpannya aku meminum kelapa muda yang aku ambil sendiri dari pohonnya (pohonnya pendek banget), ehmm.. ohh.. segarnya minum kelapa muda sambil memancing ikan.. sesekali aku melihat kail yang kuberi cacing tanah yang juga aku ambil sendiri dari pematang sawah dan sungai kecil di sekitar empang. Aku sama sekali tidak merasa geli ataupun merasa takut akan kotornya tanah, malah aku merasa senang. Aku memancing kadang-kadang ditemani Mang Karim, ia adalah seorang penjaga kebun yang setiap bulannya di bayar untuk menjaga kebun, sawah dan juga empang ikan. Terkadang juga aku ditemani sepupuku yang bernama Cindy dan Tifa.

Aku paling menyukai pergi ke persawahan sekitar jam 3 sore, waktu yang memang enak untuk sekedar bersantai-santai tiduran di saung sawah, apalagi jika sehabis sholat, terasa semilir angin menerpa wajah .. tak terasa... senja semakin menampakkan wajahnya.. saat yang tepat untuk mencari belut sawah untuk dijadikan makan malam di rumah Enin, dengan di temani oleh Mang Ipinn (Om Ipin), ia adalah suami dari Bibi ku, Bi Eni. Beberapa ekor belut berhasil kutangkap bersama Mang Ipin. Kondisi pakaianku cukup kotor karena terkena lumpur sawah dan cipratan air.. tapi ku senang.. ku senang .. masih bisa merasakan...

Dalam satu bulan aku mengunjungi Kampung Cihuni bisa 2 kali... Terkadang naik Bis Umum, terkadang naik Xenia ku... Brumm...Brummm... Tancap Gas Euyy...!!




original posting
by: yudha

Post a Comment

1 Comments